Minggu, 30 Oktober 2011

padang solin & brutu

pakpak dairi
MENGUNGKAP SEJARAH BATU “TETTAL” MARGA PADANG, BERUTU DAN SOLIN

“Kumarna makne ngo lot koden mbellen, asa makne kita sempangan. Kumarna makne ngo lot bages mbelgah, asa makne kita sempeddemen”. (Karena tidak ada lagi periuk besar, makanya kita tidak lagi satu dapur. Karena tidak ada lagi rumah besar, menyebabkan kita tidak lagi satu atap, red).

Perumpamaan di atas mengingatkan kita, khususnya kaum Pakpak dulunya, betapa hidup dalam satu kesatuan, berdampingan dan saling membutuhkan. Namun akibat tuntutan alam, kebersamaan itu tidak bisa dipertahankan, seiring kemauan anggota keluarga yang ingin membuka lembaran baru, terutama beranak pinak dan mencari kawasan penguasaan (kepemilikan) lahan.

Padang, Berutu dan Solin adalah tiga dari puluhan marga di Kabupaten Pakpak Bharat (sebelum dimekarkan dari Dairi), menjadi contoh penghuni yang sekarang menyebar di daerah ini.

Konon, menurut Asi Padang, jauh sebelum era kemerdekaan, di Lebbuh (Desa) Jambu (sekarang ibukota Kecamatan Si Empat Rube), ke-3 marga ini merupakan kakak beradik yang dilahirkan dari rahim satu ibu, tapi ayah berbeda. Yang sulung bernama Sori Tandang (Padang), kedua Sori Gigi (Berutu) dan sibungsu Punguten Sori (Solin).

Diceriterakan Asi, si sulung diberi nama Padang, karena pada saat itu sang ibu melahirkannya ketika sedang mencari ubi di padang rumput. Sementara Berutu terlahir di bawah pohon bintutu (sejenis pohon yang permukaan kulitnya kasar). Dan persalinan Solin berlangsung ketika si ibu mencari buah bincoli (sejenis umbi-umbian), yang kebetulan saat itu terjadi musim paceklik. Setelah dewasa mereka bertiga pergi merantau ke lebbuh lain.

Singkatnya, jelas Asi, ibarat sebuah reuni, ketiga bersaudara ini pulang kembali ke kampung halaman dan menemukan sebatang pohon durian si kerunggun (perkumpulan) yang sedang berbuah satu. Namun timbul masalah, mereka tidak mengetahui siapa sebetulnya yang paling tua, anak kedua dan yang bungsu.

Ditengah kebingungan, disepakati, buah durian itu dijadikan bahan pembuktian. Siapa yang berhasil menjatuhkan dan membelah buah durian tersebut hanya sekali menghunjuk dengan jari tangan, dialah diangkat sebagai si sulung dan anak kedua.Ternyata, Sori Tandang (Padang) berhasil memperoleh kesempatan pertama dan diikuti Sori Gigi (Berutu).

Untuk menabalkan kesepakatan persaudaraan ini, mereka bertiga menuliskan perjanjian di atas sebongkah batu, yang isinya Padang, Berutu dan Solin merupakan satu keturunan serta anak hingga cucu-cucu laki-laki atau perempuan ketiga marga ini tidak boleh menjadi suami isteri.

Disamping itu, fungsi batu “tettal” dimaksud adalah salah satu ikrar dan sumpah, bahwa perbuatan kebajikan merupakan sumpah yang harus ditaati. Yang ingkar akan mendapat bala atau musibah di kemudian hari.

Untuk memperkuat tali persaudaraan ketiga marga ini, sekitar 50 meter ke arah utara dari batu tettal juga ditanam 3 pohon embacang yang hingga kini dua diantaranya (milik Padang dan Solin) masih kokoh tumbuh dan berbuah. Sementara embacang milik Berutu telah tumbang satu tahun lalu.

Perlu dilestarikan

Kini batu tettal yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun itu kurang terurus. Bahkan ketika koresponden mengunjungi lokasi dimaksud baru-baru ini, disekitarnya dikelilingi semak belukar, tanpa ada tanda-tanda upaya perawatannya.

Sebagai salah satu peninggalan benda pusaka etnis Pakpak dan bernilai historis tinggi, seharusnya ada kemauan instansi terkait tergerak untuk melestarikannya. Memang, beberapa tahun lalu, Hilman Padang pernah memugar artifak tersebut. Namun, tidak diketahui sebabnya, pemugaran itu urung rampung diselesaikan.

“Sehubungan itu, sangat diharapkan bantuan dan perhatian Pemerintah Pakpak Bharat, guna melestarikan benda-benda bersejarah yang terletak di Desa Jambu, Kecamatan Si Empat Rube ini,” ujar Asi Padang.

karya (Lamria Bancin/Salak)

Sabtu, 29 Oktober 2011

pakpak 5 suak

pakpak dairi


asaL ± USUL SUKU PAKPAK silima SUAK ^

MATANARI PAKPAK PEGAGANPakpak-DairiSuku Pakpak berasal dari keturunan imigran bangsa atau suku dari India Selatan (kerajaanColamandala) yang pernah menyerang dan menahlukkan kerajaan Sriwijaya (di Palembang)hingga raja Sri Sangramawijaya Tunggawarman tertawan (1025 M). Kerajaan Sriwijaya iniakhirnya runtuh tahun tahun 1337 M, yang menyebabkan terjadi penyebaran manusia sehinggaterbentuk suku Pakpak suak Pegagan sekitar 600 tahun yang silam. Diduga manusia pendatang(imigran) pertama yang masuk ke tanah Pakpak, Karo dan Gayo (Alas) adalah sama nenek-moyangnya, karena kata menyebutkan air (kebutuhan utama manusia) adalah hampir sama. Air  bahasa pakpak adalah Lae, bahasa Karo adalah Lau dan bahasa Gayo (Alas) adalah Lawe.Kemiripan kata-kata dalam bahasa Pakpak dengan bahasa Karo adalah relatip besar. Jika diTanah Karo terkenal Marga Silima, di Tanah Pakpak terkenal Pakpak Lima Suak (sama-samakata lima).Suku Pakpak-Dairi terdiri dari lima (5) suak yang menempati wilayah (hak wilayat) masing-masing, yakni:1. Pakpak suak Boang, di daerah Boang, Singkil, Sbullusalam, daerah Aceh dan sekitarnya.2. Pakpak suak Klassan, di derah Parlilitan, Pakkat dan sekitarnya, misalnya marga di daerahUrang julu (disebut: daerah Sionem Koden) adalah Simbuyak-mbuyak (tidak berketurunan),Turuten, Pinayungen, Maharaja, Tinambunen, Tumangger dan Anak Ampun (artinya anak  bungsu, sering disebut Nahampun) dan didaerah pakat marga Meka dan lain lain,3. Pakpak suak Simsim, didaerah kecamatan Kerajaan, Salak dan sekitarnya, misalnya margaKabeaken, Brutu (Sinaga..?), Padang (Situmorang..?), Padang Batanghari (keturunan ParrubeHaji«?), Sitakar, Tinendung, dan lain lain.4. Pakpak suak Keppas, misalnya keturunan si Naga Jambe yang mulanya berasal dari daerahSicikeh-cikeh dan kemudian berkembang didaerah Sidikalang yakni ada 7 marga yaitu, RajaUdjung, Raja Angkat, Raja Bintang, Raja Capah, Raja Gajah Manik, Raja Kudadiri dan RajaSinamo.5. Pakpak Pegagan, di daerah Pegagan (meliputi daerah Balna Sibabeng-kabeng, Lae Rias, LaePondom, Sumbul, Juma Rambah, Kuta Manik, Kuta Usang dan sekitarnya, hanya ada tiga (3)marga, yaitu (1) Raja Matanari, (2) Raja Manik, dan (3) Raja Lingga.Marga (Raja) Matanari, Manik dan Lingga adalah keturunan Papak Suak Pegagan (disebut siRaja Gagan ataupun si Raja Api). Si Raja Api adalah salah seorang dari Pitu (7) Guru Pakpak Sindalanen (yakni keturunan Perbuahaji) . yang cukup terkenal ilmu kebatinannya (dukun yangdisegani , ditakuti dan tempat belajar atau berguru ilmu kebatinan) diketahui melalui legendayang cukup terkenal di daerah Pakpak, Karo Simalem dan mungkin juga di Gayo ..? (Alas).Apabila Pitu Guru Pakpak Sindelanan bersatu, maka dianggap sudah lengkaplah ilmu kebatinanyang dipelajari orang pada zaman dahulu, yakni meliputi:

1. Raja Api (Raja Gagan) di daerah Pakpak Suak Pegagan, adalah dukun (datu) yang mempunyaiilmu kebatinan Aliran Ilmu Tenaga Dalam, yang menyerupai tenaga Api (misalnya disebut:Gayung Api, apabila kena pukulanya akan terbakar atau gosong, Tinju Marulak, yakni justruorang yang memukulnya yang mengalami efek pukulan, dan lain lain), Ilmu kebatinan yangdikuasai dan dikembangkan si Raja Api dan keturunnya berkaitan dengan pembelaan diri, berkelahi, dan berperang melawan musuh.2. Raja Angin di daerah Pakpak Suak Keppas, adalah dukun yang mempunyai ilmu kebatinansperti tenaga angin. Kalau angin kuat berhembus (topan) dapat merobohkan yang kuat dan besar.Kalau angin berhembus lambat, tidak akan terasa dan tidak dapat dilihat, tetapi mereka ada. Jadidapat tiba-tiba si Dukun (yang mempunyai ilmu ini) tiba-tiba ada di depan mata kita.3. Raja Tawar pergi ke Tanah Karo Simalem, adalah dukun yang mempunyai ilmu kebatinan berkaitan dengan obat-obatan ramuan tradisional. Terbukti di daerah tanah Karo Simalem berkembang ilmu pengobatan Ramuan Tradisional, pengobatan Patah Tulang, luka terbakar danlain lain, yang kadang kala lebih hebat dari pengobatan ilmu medis (kedokteran).4. Raja Lae atau Lau atau Lawe yang pergi ke daerah Tanah Karo Simalem atau daerah Gayo-Alas. Lae = lau = lawe berarti air (bahasa suku Toba disebut aek). Raja Lae adalah dukun yangmempunyai ilmu kebatinan yang dapat mendtangkan hujan, mencegah turun hujan di suatutempat atau mengalihkan hujan dari satu tempat ke tempat lain (disebut Pawang Hujan).5. Raja Aji di daerah Pakpak Suak Simsim sekitar kecamatan Kerajaan, Salak dan sekitarnya.Raja Aji adalah dukun yang mempunyai aliran ilmu Membuat dan Pengobatan penyakit Aji-ajian(Guna-guna, misalnya Aji Turtur, Gadam,Racun, dan lain lain).6. Raja Besi di daerah Pakpak Suak Kellasen, adalah dukun yang mempunyai ilmu kebatinanyang berhubungan alat-alat terbuat dari besi. Misalnya ilmu tahan (kebal) ditikam dengan pisau,kebal digergaji, terhindar dari atau kebal peluru senjata api, dan lain lain.7. Raja Bisa di daerah Pakpak Suak Boang, adalah dukun yang mempunyai ilmu kebatinan yang berhubungan dengan pembuatan dan Pengobatan yang ditimbulkan oleh Bisa, missal bisa ular,kalajengking, lipan, laba-laba, dllSetelah si Raja Api mempunyai keturunan 3 orang anak laki-laki, maka salah seorang putranyadiberi nama Raja Matanari (berasal dari arti Matahari). Si Raja Api menginginkan ilmu/tenagakebatinan yang dimiliki putranya harus melebihi tenga Api seperti yang telah dimilikinya.Keinginan si Raja Api, putranya harus mempunyai ilmu kebatinan/tenaga dalam menyerupaitenaga (kekuatan) Matahari.Pada mulanya Pakpak Pegagan (si Raja Api), bapa dan kakeknya adalah manusia Nomade(mendapat makanan dari alam, hanya memanen hasil hutan dan hasil berburu binatang,menangkap ikan dan tinggal berpindah-pindah). Diduga mereka pertama sekali tinggal sekitar hutan Lae Rias dan Lae Pondom, sehingga perkampungan mereka yang pertama diyakini adalahdi sekitar Lae Rias di hulu (takal) sungai Lae Patuk, yakni daerah di atas daerah Silalahi.Kuburan si Raja Api dan orangtuanya serta beberapa keturunannya Raja Matanari didugadisekitar hutan Lae Rias, yang menurut Legenda disebut daerah Sembahan (keramat)SIMERGERAHGAH, Simergerahgah adalah mpung si Perbuahaji (yang memperanakkan si RajaApi = Pakpak Pegagan) keturunan orang/suku Imigran dari India yang masuk dari daerah Barus.Sesuai perkembangan zaman dan kebudayaan, keturunan Pakpak Pegagan tersebut di atasmengalami perubahan dari budaya Nomade menjadi Petani Berpindah-pindah. Mereka
 berpindah-pindah mencari lahan yang lebih subur, dan setelah agak tandus kemudianditinggalkan. Sistim pertanian berpindah-pindah ini mengarahkan mereka dan keturunanya bergerak ke arah Balna Sikabeng-kabeng, Kuta Gugung, Kuta Manik, Kuta Raja, Kuta Singa,Kuta Posong, Sumbul Pegagan, Batangari (Batanghari), Juma Rambah, Simanduma, sampaidaerah Tigalingga.Pakpak Suak Pegagan hanya ada tiga (3) marga yaitu Raja Matanari, Raja Manik dan RajaLingga.Sesuai dengan perkembangan kebudayaan, zaman dan sejarah akhirnya masing-masingketurunan 3 putra si Raja Api Pakpak suak Pegagan menempati daerah Balna Sikaben-kabengdan Kuta Gugungserta sekitarnya (keturunan Raja Matanari), daerah Kuta Manik dan Kuta Rajaserta sekitarnya (Raja Manik).dan daerah Kuta Singa dan Kuta Posong serta sekitarnya (RajaLingga). Kuta (kampung) yang lain adalah perkembangan (pertambahan) pada generasi berikutnya«..info lebih jelas lihat di www.pakpakonline.com atau www.pakpakbharat.go.idReview Buku Silsilah Marga Manik Pakpak DairiKali ini saya coba membuat resensi buku sejarah silsilah marga Manik yang berasal dari Pakpak Dairi,buku ini ditulis oleh Bp.Mansehat Manik,S.Pd salah seorang keturunan marga Manik dariPakpak yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Pakpak Bharat jugaanggota Majelis Pusat Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD).Selama ini pihak keturunan Raja Borbor ataupun yang lebih kecilnya lagi keturunan Silau Rajadari Toba selalu mengklaim bahawa semua marga yang berbunyi Manik entah dariToba,Damanik di Simalungun,Karo-Karo Manik di Karo dan Manik di Pakpak Dairi seakan-akan membuat sebutan ³manik´ adalah Hak Ekslusif dari pihak Toba semata.Mari kita perdalam buku ini«Diceritakan dalam Sejarah Pihak Pakpak maka asal mereka adalah dari India Selatan yaitu dariIndika Tondal ke Muara Tapus dekat Barus lalu berkembang di Tanah Pakpak dan menjadi SukuPakpak.Pada dasarnya mereka sudah mempunyai marga sejak dari negeri asal namun kemudianmembentuk marga baru yang tidak jauh berbeda dengan marga aslinya.Tidak semua Orang Pakpak berdiam di atas Tanah Dairi namun mereka juga berdiaspora,meninggalkan negerinya dan menetap di daerah baru.1. Sebagian tinggal di Tanah Pakpak dan menajadi Suku Pakpak ³Situkak Rube:,´SipungkahKuta´ dan ³Sukut Ni Talun´ di Tanah Pakpak.2. Sebagian ada pergi merantau ke daerah lain,membentuk komunitas baru.Dia tahu asalnya dariPakpak dan diakui bahwa Pakpak adalah sukunya namun sudah menjadi marga di suku lain.3. Ada juga yang merantau lalu mengganti Nama dan Marga dengan kata lain telah menggantiidentitasnya.

Diceritakan bahwa Nenek Moyang awal Pakpak adalah Kada dan Lona yang pergi meninggalkankampungnya di India lalu terdampar di Pantai Barus dan terus masuk hingga ke Tanah Dairi,dari pernikahan mereka mempunyai anak yang diberi nama HYANG.Hyang adalah nama yangdikeramatkan di Pakpak.Hyang pun besar dan kemudian menikah dengan Putri Raja Barus dan mempunyai 7 orang Putradan 1 orang Putri yaitu :1. Mahaji2. Perbaju Bigo3. Ranggar Jodi4. Mpu Bada5. Raja Pako6. Bata7. Sanggar 8. Suari (Putri)Pada urutan ke 4 terdapat nama Mpu Bada,Mpu Bada adalah yang terbesar dari pada saudara-saudaranya semua,bahkan dari pihak Toba pun kadangkala mengklaim bahwa Mpu Bada adalahKeturunan dari Parna dari marga Sigalingging,gimana bisa?sedangkan pada sejarah sudah jelas- jelas bahwa Mpu Bada adalah anak ke 4 dari Hyang..makanya perlu hati-hati jikamemperhatikan pembalikan fakta sejarah yang sering dilakukan oleh Pihak Toba dewasa ini.Anak Sulung,Mahaji mempunyai Kerajaan di Banua Harhar yang mana saat ini dikenal dengannama Hulu Lae Kombih,Kecamatan Siempat Rube.Parbaju Bigo pergi ke arah Timur dan membentuk Kerajaan Simbllo di Silaan,saat ini dikenaldengan Kecamatan STTU Julu.Ranggar Jodi pergi ke arah Utara dan membentuk Kerajaan yang bertempat di Buku Tinambundengan nama Kerajaan Jodi Buah Leuh dan Nangan Nantampuk Emas,saat ini masuk KecamatanSTTU Jehe.Mpu Bada pergi ke arah Barat melintasi Lae Cinendang lalu tinggal di Mpung Si Mbentar Baju.Raja Pako pergi ke arah Timur Laut membentuk Kerajaan Si Raja Pako dan bermukim di Sicike-cike.Bata pergi ke arah Selatan dan menikah kemudian hanya mempunyai seorang Putri yangmenikah dengan Putra Keturunan Tuan Nahkoda Raja.Dari sini menurunkan margaTinambunen,Tumangger,Maharaja,Turuten,Pinanyungen dan Anak Ampun.Sanggir pergi ke arah Selatan tp lebih jauh daripada Bata dan mmbentuk Kerajaan disana,dipercaya menjadi nenek moyang marga Meka,Mungkur dan Kelasen.Suari Menikah dengan Putra Raja Barus dan memdiam di Lebbuh Ntua.

Marga Manik diturunkan oleh Mpu Bada yang mempunyai 4 orang anak yaitu :1. Tndang2. Rea sekarang menjadi Banurea3. Manik 4. Permencuari yang kemudian menurunkan marga Boang Menalu dan Bancin
pakpak dairi


asaL ± USUL SUKU PAKPAK silima SUAK ^

MATANARI PAKPAK PEGAGANPakpak-DairiSuku Pakpak berasal dari keturunan imigran bangsa atau suku dari India Selatan (kerajaanColamandala) yang pernah menyerang dan menahlukkan kerajaan Sriwijaya (di Palembang)hingga raja Sri Sangramawijaya Tunggawarman tertawan (1025 M). Kerajaan Sriwijaya iniakhirnya runtuh tahun tahun 1337 M, yang menyebabkan terjadi penyebaran manusia sehinggaterbentuk suku Pakpak suak Pegagan sekitar 600 tahun yang silam. Diduga manusia pendatang(imigran) pertama yang masuk ke tanah Pakpak, Karo dan Gayo (Alas) adalah sama nenek-moyangnya, karena kata menyebutkan air (kebutuhan utama manusia) adalah hampir sama. Air  bahasa pakpak adalah Lae, bahasa Karo adalah Lau dan bahasa Gayo (Alas) adalah Lawe.Kemiripan kata-kata dalam bahasa Pakpak dengan bahasa Karo adalah relatip besar. Jika diTanah Karo terkenal Marga Silima, di Tanah Pakpak terkenal Pakpak Lima Suak (sama-samakata lima).Suku Pakpak-Dairi terdiri dari lima (5) suak yang menempati wilayah (hak wilayat) masing-masing, yakni:1. Pakpak suak Boang, di daerah Boang, Singkil, Sbullusalam, daerah Aceh dan sekitarnya.2. Pakpak suak Klassan, di derah Parlilitan, Pakkat dan sekitarnya, misalnya marga di daerahUrang julu (disebut: daerah Sionem Koden) adalah Simbuyak-mbuyak (tidak berketurunan),Turuten, Pinayungen, Maharaja, Tinambunen, Tumangger dan Anak Ampun (artinya anak  bungsu, sering disebut Nahampun) dan didaerah pakat marga Meka dan lain lain,3. Pakpak suak Simsim, didaerah kecamatan Kerajaan, Salak dan sekitarnya, misalnya margaKabeaken, Brutu (Sinaga..?), Padang (Situmorang..?), Padang Batanghari (keturunan ParrubeHaji«?), Sitakar, Tinendung, dan lain lain.4. Pakpak suak Keppas, misalnya keturunan si Naga Jambe yang mulanya berasal dari daerahSicikeh-cikeh dan kemudian berkembang didaerah Sidikalang yakni ada 7 marga yaitu, RajaUdjung, Raja Angkat, Raja Bintang, Raja Capah, Raja Gajah Manik, Raja Kudadiri dan RajaSinamo.5. Pakpak Pegagan, di daerah Pegagan (meliputi daerah Balna Sibabeng-kabeng, Lae Rias, LaePondom, Sumbul, Juma Rambah, Kuta Manik, Kuta Usang dan sekitarnya, hanya ada tiga (3)marga, yaitu (1) Raja Matanari, (2) Raja Manik, dan (3) Raja Lingga.Marga (Raja) Matanari, Manik dan Lingga adalah keturunan Papak Suak Pegagan (disebut siRaja Gagan ataupun si Raja Api). Si Raja Api adalah salah seorang dari Pitu (7) Guru Pakpak Sindalanen (yakni keturunan Perbuahaji) . yang cukup terkenal ilmu kebatinannya (dukun yangdisegani , ditakuti dan tempat belajar atau berguru ilmu kebatinan) diketahui melalui legendayang cukup terkenal di daerah Pakpak, Karo Simalem dan mungkin juga di Gayo ..? (Alas).Apabila Pitu Guru Pakpak Sindelanan bersatu, maka dianggap sudah lengkaplah ilmu kebatinanyang dipelajari orang pada zaman dahulu, yakni meliputi:

1. Raja Api (Raja Gagan) di daerah Pakpak Suak Pegagan, adalah dukun (datu) yang mempunyaiilmu kebatinan Aliran Ilmu Tenaga Dalam, yang menyerupai tenaga Api (misalnya disebut:Gayung Api, apabila kena pukulanya akan terbakar atau gosong, Tinju Marulak, yakni justruorang yang memukulnya yang mengalami efek pukulan, dan lain lain), Ilmu kebatinan yangdikuasai dan dikembangkan si Raja Api dan keturunnya berkaitan dengan pembelaan diri, berkelahi, dan berperang melawan musuh.2. Raja Angin di daerah Pakpak Suak Keppas, adalah dukun yang mempunyai ilmu kebatinansperti tenaga angin. Kalau angin kuat berhembus (topan) dapat merobohkan yang kuat dan besar.Kalau angin berhembus lambat, tidak akan terasa dan tidak dapat dilihat, tetapi mereka ada. Jadidapat tiba-tiba si Dukun (yang mempunyai ilmu ini) tiba-tiba ada di depan mata kita.3. Raja Tawar pergi ke Tanah Karo Simalem, adalah dukun yang mempunyai ilmu kebatinan berkaitan dengan obat-obatan ramuan tradisional. Terbukti di daerah tanah Karo Simalem berkembang ilmu pengobatan Ramuan Tradisional, pengobatan Patah Tulang, luka terbakar danlain lain, yang kadang kala lebih hebat dari pengobatan ilmu medis (kedokteran).4. Raja Lae atau Lau atau Lawe yang pergi ke daerah Tanah Karo Simalem atau daerah Gayo-Alas. Lae = lau = lawe berarti air (bahasa suku Toba disebut aek). Raja Lae adalah dukun yangmempunyai ilmu kebatinan yang dapat mendtangkan hujan, mencegah turun hujan di suatutempat atau mengalihkan hujan dari satu tempat ke tempat lain (disebut Pawang Hujan).5. Raja Aji di daerah Pakpak Suak Simsim sekitar kecamatan Kerajaan, Salak dan sekitarnya.Raja Aji adalah dukun yang mempunyai aliran ilmu Membuat dan Pengobatan penyakit Aji-ajian(Guna-guna, misalnya Aji Turtur, Gadam,Racun, dan lain lain).6. Raja Besi di daerah Pakpak Suak Kellasen, adalah dukun yang mempunyai ilmu kebatinanyang berhubungan alat-alat terbuat dari besi. Misalnya ilmu tahan (kebal) ditikam dengan pisau,kebal digergaji, terhindar dari atau kebal peluru senjata api, dan lain lain.7. Raja Bisa di daerah Pakpak Suak Boang, adalah dukun yang mempunyai ilmu kebatinan yang berhubungan dengan pembuatan dan Pengobatan yang ditimbulkan oleh Bisa, missal bisa ular,kalajengking, lipan, laba-laba, dllSetelah si Raja Api mempunyai keturunan 3 orang anak laki-laki, maka salah seorang putranyadiberi nama Raja Matanari (berasal dari arti Matahari). Si Raja Api menginginkan ilmu/tenagakebatinan yang dimiliki putranya harus melebihi tenga Api seperti yang telah dimilikinya.Keinginan si Raja Api, putranya harus mempunyai ilmu kebatinan/tenaga dalam menyerupaitenaga (kekuatan) Matahari.Pada mulanya Pakpak Pegagan (si Raja Api), bapa dan kakeknya adalah manusia Nomade(mendapat makanan dari alam, hanya memanen hasil hutan dan hasil berburu binatang,menangkap ikan dan tinggal berpindah-pindah). Diduga mereka pertama sekali tinggal sekitar hutan Lae Rias dan Lae Pondom, sehingga perkampungan mereka yang pertama diyakini adalahdi sekitar Lae Rias di hulu (takal) sungai Lae Patuk, yakni daerah di atas daerah Silalahi.Kuburan si Raja Api dan orangtuanya serta beberapa keturunannya Raja Matanari didugadisekitar hutan Lae Rias, yang menurut Legenda disebut daerah Sembahan (keramat)SIMERGERAHGAH, Simergerahgah adalah mpung si Perbuahaji (yang memperanakkan si RajaApi = Pakpak Pegagan) keturunan orang/suku Imigran dari India yang masuk dari daerah Barus.Sesuai perkembangan zaman dan kebudayaan, keturunan Pakpak Pegagan tersebut di atasmengalami perubahan dari budaya Nomade menjadi Petani Berpindah-pindah. Mereka
 berpindah-pindah mencari lahan yang lebih subur, dan setelah agak tandus kemudianditinggalkan. Sistim pertanian berpindah-pindah ini mengarahkan mereka dan keturunanya bergerak ke arah Balna Sikabeng-kabeng, Kuta Gugung, Kuta Manik, Kuta Raja, Kuta Singa,Kuta Posong, Sumbul Pegagan, Batangari (Batanghari), Juma Rambah, Simanduma, sampaidaerah Tigalingga.Pakpak Suak Pegagan hanya ada tiga (3) marga yaitu Raja Matanari, Raja Manik dan RajaLingga.Sesuai dengan perkembangan kebudayaan, zaman dan sejarah akhirnya masing-masingketurunan 3 putra si Raja Api Pakpak suak Pegagan menempati daerah Balna Sikaben-kabengdan Kuta Gugungserta sekitarnya (keturunan Raja Matanari), daerah Kuta Manik dan Kuta Rajaserta sekitarnya (Raja Manik).dan daerah Kuta Singa dan Kuta Posong serta sekitarnya (RajaLingga). Kuta (kampung) yang lain adalah perkembangan (pertambahan) pada generasi berikutnya«..info lebih jelas lihat di www.pakpakonline.com atau www.pakpakbharat.go.idReview Buku Silsilah Marga Manik Pakpak DairiKali ini saya coba membuat resensi buku sejarah silsilah marga Manik yang berasal dari Pakpak Dairi,buku ini ditulis oleh Bp.Mansehat Manik,S.Pd salah seorang keturunan marga Manik dariPakpak yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Pakpak Bharat jugaanggota Majelis Pusat Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD).Selama ini pihak keturunan Raja Borbor ataupun yang lebih kecilnya lagi keturunan Silau Rajadari Toba selalu mengklaim bahawa semua marga yang berbunyi Manik entah dariToba,Damanik di Simalungun,Karo-Karo Manik di Karo dan Manik di Pakpak Dairi seakan-akan membuat sebutan ³manik´ adalah Hak Ekslusif dari pihak Toba semata.Mari kita perdalam buku ini«Diceritakan dalam Sejarah Pihak Pakpak maka asal mereka adalah dari India Selatan yaitu dariIndika Tondal ke Muara Tapus dekat Barus lalu berkembang di Tanah Pakpak dan menjadi SukuPakpak.Pada dasarnya mereka sudah mempunyai marga sejak dari negeri asal namun kemudianmembentuk marga baru yang tidak jauh berbeda dengan marga aslinya.Tidak semua Orang Pakpak berdiam di atas Tanah Dairi namun mereka juga berdiaspora,meninggalkan negerinya dan menetap di daerah baru.1. Sebagian tinggal di Tanah Pakpak dan menajadi Suku Pakpak ³Situkak Rube:,´SipungkahKuta´ dan ³Sukut Ni Talun´ di Tanah Pakpak.2. Sebagian ada pergi merantau ke daerah lain,membentuk komunitas baru.Dia tahu asalnya dariPakpak dan diakui bahwa Pakpak adalah sukunya namun sudah menjadi marga di suku lain.3. Ada juga yang merantau lalu mengganti Nama dan Marga dengan kata lain telah menggantiidentitasnya.

Diceritakan bahwa Nenek Moyang awal Pakpak adalah Kada dan Lona yang pergi meninggalkankampungnya di India lalu terdampar di Pantai Barus dan terus masuk hingga ke Tanah Dairi,dari pernikahan mereka mempunyai anak yang diberi nama HYANG.Hyang adalah nama yangdikeramatkan di Pakpak.Hyang pun besar dan kemudian menikah dengan Putri Raja Barus dan mempunyai 7 orang Putradan 1 orang Putri yaitu :1. Mahaji2. Perbaju Bigo3. Ranggar Jodi4. Mpu Bada5. Raja Pako6. Bata7. Sanggar 8. Suari (Putri)Pada urutan ke 4 terdapat nama Mpu Bada,Mpu Bada adalah yang terbesar dari pada saudara-saudaranya semua,bahkan dari pihak Toba pun kadangkala mengklaim bahwa Mpu Bada adalahKeturunan dari Parna dari marga Sigalingging,gimana bisa?sedangkan pada sejarah sudah jelas- jelas bahwa Mpu Bada adalah anak ke 4 dari Hyang..makanya perlu hati-hati jikamemperhatikan pembalikan fakta sejarah yang sering dilakukan oleh Pihak Toba dewasa ini.Anak Sulung,Mahaji mempunyai Kerajaan di Banua Harhar yang mana saat ini dikenal dengannama Hulu Lae Kombih,Kecamatan Siempat Rube.Parbaju Bigo pergi ke arah Timur dan membentuk Kerajaan Simbllo di Silaan,saat ini dikenaldengan Kecamatan STTU Julu.Ranggar Jodi pergi ke arah Utara dan membentuk Kerajaan yang bertempat di Buku Tinambundengan nama Kerajaan Jodi Buah Leuh dan Nangan Nantampuk Emas,saat ini masuk KecamatanSTTU Jehe.Mpu Bada pergi ke arah Barat melintasi Lae Cinendang lalu tinggal di Mpung Si Mbentar Baju.Raja Pako pergi ke arah Timur Laut membentuk Kerajaan Si Raja Pako dan bermukim di Sicike-cike.Bata pergi ke arah Selatan dan menikah kemudian hanya mempunyai seorang Putri yangmenikah dengan Putra Keturunan Tuan Nahkoda Raja.Dari sini menurunkan margaTinambunen,Tumangger,Maharaja,Turuten,Pinanyungen dan Anak Ampun.Sanggir pergi ke arah Selatan tp lebih jauh daripada Bata dan mmbentuk Kerajaan disana,dipercaya menjadi nenek moyang marga Meka,Mungkur dan Kelasen.Suari Menikah dengan Putra Raja Barus dan memdiam di Lebbuh Ntua.

Marga Manik diturunkan oleh Mpu Bada yang mempunyai 4 orang anak yaitu :1. Tndang2. Rea sekarang menjadi Banurea3. Manik 4. Permencuari yang kemudian menurunkan marga Boang Menalu dan Bancin

Jumat, 26 Agustus 2011

Tading Botolna Netty Vera.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh - Tading Botolna Netty Vera.mp3

Tading Botolna Netty Vera.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh - <a href="http://www.4shared.com/audio/zZRFwiPd/Tading_Botolna___Netty_Vera.html" target="_blank">Tading Botolna Netty Vera.mp3</a>

pakpak dairi

umpamana

pakpak dairi


aliamranbanurea menyukai video (3 hari yang lalu)
Di sini dibatu ini
akan kutuliskan lagi
namaku dan namamu

maafkan bila waktu itu
dengan tuliskan nama kita
kuanggap engkau berlebihan

Sekarang setelah kau pergi
kurasakan makna tulisanmu
meski samar tapi jelas tegas
engkau hendak tinggalkan kenangan
dan kenangan

Di sini kau petikkan kembang
kemudian engkau selipkan
pada tali gitarku

Maafkan bila waktu itu
kucabut dan kubuang
kau pungut lagi dan kau bersihkan

Engkau berlari sambil menangis
kau dekap erat kembang itu
sekarang baru aku mengerti
ternyata kembangmu kembang terakhir
yang terakhir

Oh, Camelia, katakanlah di satu mimpiku
Oh oh oh oh oh Camelia,
maafkanlah segala khilaf dan salahku

Di sini, di kamar ini
yang ada hanya gambarmu
kusimpan dekat dengan tidurku
dan mimpiku

Oh, Camelia, katakanlah di satu mimpiku
Oh oh oh oh oh Camelia,
maafkanlah segala khilaf dan salahku

Oh, Camelia, katakanlah di satu mimpiku
Oh oh oh oh oh Camelia,
maafkanlah segala khilaf dan salahku

permaen pertunanden.flv



www.imay manis saja.com

Jumat, 22 Juli 2011

Lagu Pakpak - Merurus eluhki



pakpak dairi

BRU BRE PADANG KARINA.COM

Sada arih ta karina asa tong kita m,ersada tah kune pe kita oda si merpridahen ....

mendahi karna dngn2 si lot deng brbre padang ulang mela ki bain margan ta asa ulang kita ketadingen da kaltu...

ibas hari en ku baen le sda blog tentang bre bru padang yg ada di seluruh indonesia ini.

njuah njuah banta karina.

BRU BRE PADANG KARINA.COM

Sada arih ta karina asa tong kita m,ersada tah kune pe kita oda si merpridahen ....

mendahi karna dngn2 si lot deng brbre padang ulang mela ki bain margan ta asa ulang kita ketadingen da kaltu...

ibas hari en ku baen le sda blog tentang bre bru padang yg ada di seluruh indonesia ini.

njuah njuah banta karina.